Mobil
matic yang menggunakan transmisi automatic semakin diminati konsumen terutama
yang tinggal di kota-kota besar, yang jalanannya sering mengalami kemacetan.
Kemudahan
dan keyamanan yang ditawarkan mobil matic, karena tidak perlu repot dan lelah menginjak
pedal kompling ketika pergantian persneling dijalan yang macet, menjadi alasan
utama.
Namun
seperti yang sedikit dibahas pada artikel “Pentingkah menguasai caramengendarai mobil matic yang benar” bahwa kecanggihan teknologi automatic
bukanlah tanpa resiko.
Dalam
beberapa kasus kecelakaan seperti kasus mobil yang terjun dari atas gedung
parkir atau tiba-tiba nyelonong di jalan dan menabrak kendaraan lain, lebih
banyak disebabkan faktor manusia yaitu cara menggunakan mobil matic yang tidak
benar, salah satunya disebabkan pengemudi yang belum paham mengenai mekanisme
tuas transmisi pada mobil matic.
Pengemudi
harus memahami arti simbol (huruf dan angka) pada persneling mobil matic dan
menggunakan sesuai fungsinya.
Mobil
dengan transmisi otomatis dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas
percepatan, ke posisi tertentu. Umumnya, posisi tuas disusun berdasarkan format
P-R-N-D-3-2-L.
Persneling mobil matic pada posisi P (Parking)
Ini
adalah posisi untuk kendaraan parkir, transmisi mengunci roda, sehingga
kendaraan tidak bisa didorong maju atau mundur.
Persneling
P ini digunakan ketika berhenti lama atau dalam kondisi parkir.
Mesin
hanya bisa dihidupkan dalam posisi P atau posisi N. Namun hanya pada posisi
inilah kunci mobil bisa dicabut.
Persneling mobil matic pada posisi R (Reverse)
Persneling
R adalah posisi untuk memundurkan kendaraan. Injaklah pedal rem dan pastikan kendaraan
sudah dalam kondisi berhenti sebelum memindahkan persneling dalam posisi R.
Lepaskan pedal rem perlahan-lahan untuk mencegah mobil berjalan mundur dengan
cepat.
Persneling mobil matic pada posisi N (Neutral)
Posisi
netral merupakan Kondisi mesin dan roda tidak terkunci transmisi, sehingga
mobil bisa di dorong maju atau mundur.
Seperti
halnya pada posisi P, dalam posisi ini mesin mobil juga bisa dihidupkan, namun
kunci mobil tidak bisa dicabut.
Pastikan
kondisi jalanan menanjak atau menurun, ketika berhenti dengan posisi ini. Untuk
menghindari mobil berjalan sendiri.
Persneling mobil matic pada posisi D (Drive)
Digunakan
untuk berjalan maju pada kondisi normal. Persneling mobil matic pada posisi ini
merupakan posisi ‘Top gear’ yang dirancang secara otomatis agar mesin berada
pada kecepatan terbaik mengemudi dalam berbagai kondisi.
Posisi
D ini bisa digunakan pada kondisi jalan datar atau sedikit tanjakan/ turunan.
Persneling mobil matic pada posisi 2/S (Second)
Posisi
persneling untuk berjalan maju di jalan dengan kondisi naik atau turun yang agak
curam. Posisi ini juga disebut “second gear” perseneling 2 yang digunakan pada
kondisi membutuhkan tenaga besar seperti menanjak curam.
Pada
kondisi jalan menurun curam posisi S ini perlu digunakan karena berfungsi
mengurangi kecepatan (engine break).
Penggunaan
persneling 2/ S ini banyak digunakan di gedung2 parkir bertingkat ataupun
daerah pegunungan yang naik turun.
Untuk
jalan menurun tajam yang panjang pastikan selalu menggunakan persneling S untuk
mengurangi kecepatan (engine break) dan menghindari terlalu lama/ sering
menginjak pedal rem, yang bisa menimbulkan terbakarnya kampas rem.
Persneling mobil matic pada posisi 1/L (Low)
Merupakan
Posisi transmisi paling rendah (Low) yang digunakan pada posisi maju pada tanjakan
atau turunan yang sangat curam.
Penggunaan
transmisi 2/ S atau 1/ L digunakan sesuai dengan kondisi tanjakan/ turunan
serta beban muatan. Jika menggunakan persneling S dirasa masih kurang kuat/ terasa
masih berat, segera pindahkan ke posisi L.
Dengan
memahami fungsi posisi persneling mobil matic ini diharapkan pengemudi bisa
mengendarainya dengan aman dan nyaman. Penggunaan persneling yang sesuai juga
membuat mesin mobil khususnya pada bagiana transmisi lebih awet dan lebih hemat
bahan bakar.
Posting Komentar